Langsung ke konten utama

"Sembuhkanlah" Indonesia-ku Ini, Tuhan

Repost from my old blog, zainalrafzanjani.wordpress.com.
Uploaded : March 14, 2014

Kepada Yang Maha Mendengar,
Banjir, Letusan gunung berapi, macet, korupsi dan semua “penyakit” yang ada di negeri-ku tercinta ini, telah membuat Indonesia, negara yang kaya akan sumber daya alamnya, “sakit”.
Tahun 2014, diawali dengan rentetan bencana alam yang menimpa negeri-ku yang indah ini.
Mulai dari banjir di beberapa kota yang ada di pulau Jawa bahkan di Jayapura, meletusnya gunung Sinabung dan gunung Kelud, terbakarnya hutan di Riau. Serta masih aktifnya beberapa gunung berapi di Indonesia-ku ini.
Oh Tuhan, tidakkah Kau sudi untuk hentikan semua bencana ini? Apakah ini cobaan dari Engkau untuk membuat negeri-ku yang tercinta ini menjadi negara yang kuat?
Beberapa bulan lagi, kami akan memilih calon-calon pemimpin untuk daerah kami bahkan pemimpin untuk negeri ini. Akan tetapi, kami bingung. Kami ragu. Kami hampir putus asa.
Banyak pemimpin atau wakil kami dalam memberikan “suara” bahkan “tangisan” kami, tidak mempriotaskan apa yang kami inginkan. Tidur di saat rapat, korupsi, bertengkar ketika rapat. Terlalu banyak dualisme di negeri ini.
Sesungguhnya, yang kami inginkan adalah Indonesia kami yang disegani, makmur dan merdeka pada saat dahulu kala. Ya, benar-benar merdeka. Dan pastinya, seorang pemimpin yang dapat kami percayai.
Apakah yang salah dari negeri ini, Tuhan? Sistemnya kah? Atau Sumber Daya Manusia kah?
Kami iri terhadap bangsa lain, yang maju. Dan tertib dalam mematuhi peraturan.
Semua mimpi kami ini telah tersimpan dan selalu meningkat.

Kami marah, tapi kami tau. Masih ada harapan untuk negeri-ku yang sedang “sakit” ini untuk “sembuh” dan menjadikan cita-cita kami ini menjadi kenyataan.
“Sembuhkanlah” Indonesia-ku ini, Tuhan.
“Sembuhkanlah”
Penuh harapan, Kami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sang Pria

Sang Pria adalah Pecinta Wanita Mata Menawan Senyum Rupawan Hai Wanita Jauhilah Sang Pecinta Wanita Bisa jadi sakit yang kau rasa Atau kau akan terjebak dalam cinta Sang Pria belum tentu balik mencinta Ingat! Dia seorang pecinta wanita Dia bisa berhenti atau pergi begitu saja Sungguh beruntung bagi sang wanita Jika dia menjadi perhentian cintanya Cintanya akan abadi selamanya Walau dunia bukan lagi tempatnya

Kehidupan Pancasila dan Kaum Muda

Repost from my old blog,  zainalrafzanjani.wordpress.com . Uploaded : February 1, 2015 Dewasa ini, kalangan generasi muda Indonesia sedang berada pada daya tarik kehidupan yang lebih condong ke gaya kehidupan barat, dimana gaya “sesuka hati”-nya yang sangat kental dan terkesan glamour menjadikan kaum muda zaman sekarang terkesan tidak memiliki moral yang cukup baik untuk bersosialisasi sesuai dengan siapa kaum muda itu bersosialisasi. Kaum muda yang berkehidupan layaknya orang dewasa ada dimana-mana. Sangat jauh dari bagaimana wacana berkehidupan Pancasila yang sangat mengutamakan sila kedua yang berisi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Akan tetapi, tidak sedikit juga orang tua yang tidak berkehidupan Pancasila. Mulai dari “ngotot” ketika bersalah, melakukan kecurangan karena merasa memiliki seseorang yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan masalahnya. Tidak ada rasa adil dan beradab dari dua contoh itu. Kembali ke generasi muda, generasi muda pun juga sama. Merasa memi...

Al Baqarah Ayat 1-20

TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM MENGHADAPI AL QUR’AN Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 1 - 20 ini menceritakan bahwa terdapat tiga golongan manusia dalam menghadapi Al Qur’an. Yang pertama adalah golongan Mu’min. (Q.S. Al Baqarah : 1-5) Yang kedua adalah  golongan Kafir. (Q.S. Al Baqarah : 6-7) Yang ketiga adalah golongan Munafik.(Q.S. Al Baqarah : 8-20) "Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka 1) . dan penglihatan mereka ditutup 2) . Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (Q.S. Al Baqarah : 7) Maksud dari nomor 1 adalah orang yang tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya. Maksud dari nomor 2 adalah mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri sendiri. ...