Langsung ke konten utama

Kota, Rindu dan Diriku

Layaknya kau merindukan seseorang yang langsung kau ajak untuk menceritakan serpihan-serpihan cerita lama yang membuat hangat keadaan, namun terkadang berjalan tak menyenangkan. Aku pun begitu, membayar rinduku dengan arsitektur-arsitektur bangunan dan tata letak kota yang telah menjadikan serpihan-serpihan kenangan muncul kembali dan menghangatkan, walaupun terkadang berjalan tak menyenangkan.

Aku selalu menyukai kota asalku. Disini lidahku selalu hidup senang dengan masakan khas orang Timur yang selalu meninggalkan kenangan. Dan begitu rindunya telah meluap, ada kesenangan tersendiri yang tak dapat digambarkan. Apalagi setelah sekian lamanya diriku tak menginjakkan kaki di tanah yang indah ini. Dan tak  terkecuali, masakan bunda yang telah dinobatkan oleh sang lidah sebagai juara di hati. Untuk kasus yang satu ini, (mungkin) tidak akan pernah berakhir mengecewakan.

Tak lupa, aku selalu punya tempat untuk bercerita disini. Walaupun aku,  si bodoh ini,  selalu berperilaku buruk dan akan selalu berperilaku buruk. Mereka akan selalu menerimaku dan menjadikan kehangatan itu menjadi lengkap dengan arsitektur, tata letak kota dan masakan yang tak pernah lelah membuat serpihan-serpihan kenangan selalu terasa lengkap.

Aku selalu menyukai kota asalku. Disini walaupun aku berjalan sendiri dalam diam, Tuhan selalu membahagiakan hatiku yang membuat semuanya nampak sederhana. Hanya dengan berjalan sendiri dalam diam, seluruh komponen kota ini selalu menerima ‘bayaranku’ tanpa khawatir kucurangi, walau memang itu watakku. Dan walau kadang berakhir tak menyenangkan. Disini, aku selalu ‘lunas’ membayar rinduku. Kemarin, kini dan nanti.

Jayapura, 3-20 Agustus 2016

Komentar

  1. Sudah ada penjiwaannya dalam menulis. Tinggal dilanjutkan terus tulisannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sang Pria

Sang Pria adalah Pecinta Wanita Mata Menawan Senyum Rupawan Hai Wanita Jauhilah Sang Pecinta Wanita Bisa jadi sakit yang kau rasa Atau kau akan terjebak dalam cinta Sang Pria belum tentu balik mencinta Ingat! Dia seorang pecinta wanita Dia bisa berhenti atau pergi begitu saja Sungguh beruntung bagi sang wanita Jika dia menjadi perhentian cintanya Cintanya akan abadi selamanya Walau dunia bukan lagi tempatnya

Kehidupan Pancasila dan Kaum Muda

Repost from my old blog,  zainalrafzanjani.wordpress.com . Uploaded : February 1, 2015 Dewasa ini, kalangan generasi muda Indonesia sedang berada pada daya tarik kehidupan yang lebih condong ke gaya kehidupan barat, dimana gaya “sesuka hati”-nya yang sangat kental dan terkesan glamour menjadikan kaum muda zaman sekarang terkesan tidak memiliki moral yang cukup baik untuk bersosialisasi sesuai dengan siapa kaum muda itu bersosialisasi. Kaum muda yang berkehidupan layaknya orang dewasa ada dimana-mana. Sangat jauh dari bagaimana wacana berkehidupan Pancasila yang sangat mengutamakan sila kedua yang berisi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Akan tetapi, tidak sedikit juga orang tua yang tidak berkehidupan Pancasila. Mulai dari “ngotot” ketika bersalah, melakukan kecurangan karena merasa memiliki seseorang yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan masalahnya. Tidak ada rasa adil dan beradab dari dua contoh itu. Kembali ke generasi muda, generasi muda pun juga sama. Merasa memi...

Al Baqarah Ayat 1-20

TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM MENGHADAPI AL QUR’AN Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 1 - 20 ini menceritakan bahwa terdapat tiga golongan manusia dalam menghadapi Al Qur’an. Yang pertama adalah golongan Mu’min. (Q.S. Al Baqarah : 1-5) Yang kedua adalah  golongan Kafir. (Q.S. Al Baqarah : 6-7) Yang ketiga adalah golongan Munafik.(Q.S. Al Baqarah : 8-20) "Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka 1) . dan penglihatan mereka ditutup 2) . Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (Q.S. Al Baqarah : 7) Maksud dari nomor 1 adalah orang yang tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya. Maksud dari nomor 2 adalah mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri sendiri. ...