Layaknya kau merindukan seseorang yang langsung kau ajak untuk
menceritakan serpihan-serpihan cerita lama yang membuat hangat keadaan,
namun terkadang berjalan tak menyenangkan. Aku pun begitu, membayar
rinduku dengan arsitektur-arsitektur bangunan dan tata letak kota yang
telah menjadikan serpihan-serpihan kenangan muncul kembali dan
menghangatkan, walaupun terkadang berjalan tak menyenangkan.
Aku selalu menyukai kota asalku. Disini lidahku selalu hidup senang dengan masakan khas orang Timur yang
selalu meninggalkan kenangan. Dan begitu rindunya telah meluap, ada
kesenangan tersendiri yang tak dapat digambarkan. Apalagi setelah sekian
lamanya diriku tak menginjakkan kaki di tanah yang indah ini. Dan tak terkecuali, masakan bunda yang telah dinobatkan oleh sang lidah sebagai
juara di hati. Untuk kasus yang satu ini, (mungkin) tidak akan pernah
berakhir mengecewakan.
Tak lupa, aku selalu punya tempat untuk bercerita disini. Walaupun aku,
si bodoh ini, selalu berperilaku buruk dan akan selalu berperilaku
buruk. Mereka akan selalu menerimaku dan menjadikan kehangatan itu
menjadi lengkap dengan arsitektur, tata letak kota dan masakan yang tak
pernah lelah membuat serpihan-serpihan kenangan selalu terasa lengkap.
Jayapura, 3-20 Agustus 2016
Sudah ada penjiwaannya dalam menulis. Tinggal dilanjutkan terus tulisannya
BalasHapusasik, sudah di bandung euy
BalasHapus